B. Indonesia

Pertanyaan

Tolong buatin cerita fantasi-action.....

1 Jawaban

  • Aku bukan teroris. Tapi baiklah aku beritahu saja. Aku hanyalah seorang pembunuh bayaran tua. Aku tidak tertarik menjadi seorang pengecut yang merasa sudah jagoan setelah dicuci otak hanya dalam satu malam saja. Berjalan ke mana-mana dengan C4 terikat di badan hanya untuk mendapat kursi kosong di surga bersama bidadari-bidadari yang siap untuk ditiduri. Hanya saja akhir-akhir ini semakin sedikit orang memesan permintaan padaku. Mungkin caraku sudah semakin kuno meskipun mereka akui itu lebih efektif.
    Tidak tidak!

    Tidak ada masa depan di dalamnya, seperti pekerjaan yang kau lakukan dari Senin sampai Jumat. Berjalan teratur seperti zombie, duduk di depan komputer dengan jari-jari mengetuki tuts. Sementara kamu menatap kosong ke monitor pikiranmu menerawang jauh berpikir bahwa kau seharusnya tidak disini mengerjakan omong kosong ini dari jam sembilan sampai lima lalu pulang ke keluargamu yang mungkin tak lagi mencintaimu. Memikirkan rekening bankmu yang semakin tersengal dan terhimpit biaya administrasi bulanan yang justru lebih besar dari bunganya. Kau berusaha bertahan sampai akhir bulan dan berakhir di titik awal lagi, sampai tiba harinya mereka merumahkanmu, memberimu amplop pesangon yang berbanding terbalik dengan apa yang sudah kau berikan selama 30 tahun agar kau dapat melanjutkan hari-harimu yang sedang berakhir.
    Tidak tidak!

    Bukan hidupku seperti itu. Hidupku sederhana. Aku membantu orang melanjutkan hidupnya dengan menghentikan hidup orang lain.
    Mungkin bagimu terasa mengerikan. Bagiku juga pada awalnya. Tapi setelah kutarik pelatuk dua atau tiga kali, ternyata lumayan juga. Aku bisa menerima uang yang mungkin setara dengan uang yang kau kumpulkan setelah bekerja selama sepuluh tahun dalam satu malam saja dan aku tidak perlu merasa bersalah walaupun sebenarnya aku harus. Sesekali di malam hari wajah-wajah mereka muncul dalam mimpiku, menyeringai padaku, memanggil-manggil namaku, berkata mereka sudah sangat menunggu untuk bertemu denganku di sisi sana. Sesekali juga kulihat wajah ibuku yang pertama kali menjadi korban perdanaku.
    Seperti yang aku bilang aku bukan teroris. Teroris itu hanya pekerjaan untuk orang miskin dan lapar yang dibodohi dan diiming-imingi kekayaan oleh orang lain yang malah lebih miskin lagi dari orang itu.
    Tidak tidak! Yang kumiliki lebih berkelas dan lebih elit.

    Lima belas menit sudah berlalu. Pistolku sudah kubersihkan walaupun karat dan bau mesiu masih menempel. Kuambil peluru yang kuambil di meja. Kutatapi dekat di wajahku. Kuperhatikan setiap millimeter timah hitam di ujungnya. Setiap senti selongsong yang berkarat. Kataku, malam ini adalah malam terakhir kita bertemu. Kau tidak lagi harus bekerja padaku. Kau tidak lagi perlu mencintaiku. Kau hanya perlu membenciku untuk pertama dan terakhir kalinya. Seperti kebencian yang kupendam pada ibuku, dendam yang kulampiaskan pada istriku, dan sumpah serapah yang kutatokan di leherku. Karena hari ini adalah hari yang sudah kutunggu-tunggu. Hari dimana semua rasa cinta, benci, rindu, muak, takut, geram, murka, bosan dan jengah kubuang jauh ke dalam hatiku yang sudah mati, seperti ruang dan waktu yang tersingularitas ke dalam lubang hitam di luar angkasa sana.

    “Kau tak harus melakukan ini” kata si peluru sesaat sebelum memasuki magasin.
    “Kau diam sajalah. Bukan kau yang mengaturku tapi aku yang mengaturmu”.
    “Bukannya kau mencintaiku? Katakan padaku kau mencintaiku, Max”.
    Cinta. Terakhir aku merasa dicintai adalah ketika ayahku membelaiku dengan tali pinggangnya dan ibuku menyuapiku dengan sindiran dan makian sarkastis. Makananku setiap hari.
    Tidak tidak!

    Cinta yang sebenarnya bagiku adalah ketika jariku menarik pelatuk, mendengarkan hembusan nafas terakhir ayah dan ibuku yang bersimbah darah, dan menemukan sisa-sisa burrito yang berjamur di tong sampah. Cinta bagiku adalah ketika aku menekan tombol detonator bom mobil yang meledak di tengah keramaian jalan di Queens. Cinta bukanlah cerita indah seperti yang kau baca di novel tapi keindahan dalam wajah

Pertanyaan Lainnya