B. Daerah

Pertanyaan

pagunemam tema sumpah pemuda

1 Jawaban

  • Usia mereka masih muda-rata-rata baru masuk 20-an, banyak pula yang di bawah 18 tahun dan penuh semangat. Mereka berasal dari berbagai latar belakang berbeda. Daerah asal mereka berbeda; suku mereka berbeda; pun agama mereka. Lantaran mengenyam pendidikan Belanda, mereka kebanyakan fasih berbahasa Belanda, selain bahasa daerah masing-masing. Hanya segelintir yang lancar bahasa Melayu, bahasa pergaulan masa itu.

    Pada 1920-an, para pemuda ini terkotak-kotak menjadi anggota berbagai perkumpulan yang bersifat kedaerahan. Misalnya, Jong Java, Jong Sumatra, Jong Bataks, Perkumpulan Kaoem Betawi, Sekar Roekoen Soenda, Jong Celebes, dan Jong Ambon.

    Dipengaruhi kepedihan kehidupan yang sama sebagai warga jajahan, timbul kesadaran pergerakan mereka harus bersifat NASIONAL. Mereka mulai bicara soal PERSATUAN dan KEMERDEKAAN. Sebagai pencetus, mahasiswa Indonesia di Belanda, yang antara lain Muhammad Hatta, menelurkan Manifesto Politik pada 1925. Isinya, untuk pertama kali para pemuda bicara tegas tentang kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan di antara sesama warga jajahan. Orientasi kedaerahan mulai ditinggalkan.

    Gaung manifesto itu sampai ke tanah air dan memikat banyak pemuda kaum pergerakan kala itu. Tahun berikutnya, para pemuda bersepakat menggelar Kongres Pemuda I di Jakarta. Walau pada kongres pertama belum lahir sebuah ikrar bersama, namun para pemuda masa itu mulai tak sungkan untuk melakukan kegiatan bersama. Hingga pada akhirnya, ketika Kongres Pemuda II digelar pada 1928, lahirlah Sumpah Pemuda. Sebuah tekad kita semua: satu nusa, satu bangsa, satu bahasa.



Pertanyaan Lainnya